Selasa, 04 Desember 2012

MANUSIA PURBA DI GUA HARIMAU


Tiga Kerangka Dipasang Kaca
Sriwijaya Post - Selasa, 17 April 2012 09:00 WIB

Sripo/Eni
Kerangka — Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Parwisata Kabupaten OKU Aufa S Syarkomi SP MSc ikut membersihkan kerangka fosil manusia pra sejarah di Gua Harimau. Foto diambil Minggu (15/4).


BATURAJA, SRIPO — Tiga kerangka manusia pra sejarah hasil temuan tim Arkenas di Gua Harimau, Desa Padangbindu, Kecamatan Semidangaji akan dipasang vitrin dan dinding kaca agar bisa dilihat oleh pengunjung.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kabupaten OKU Aufa S Syarkomi MSc yang ditemui saat meninjau proses ekskapasi tim arkeolog yang dipimpin Prof DR Truman Simanjuntak Minggu (15/4).

Menurut Aufa, pihaknya sangat bersyukur karena Prof Truman mengizinkan tiga kerangka masing-masing individu M7 yang terindikasi sebagai pasangan suami istri yang mesra--tangan pria merangkul di wanita--dan kerangka lainnya individu N7 yang sudah terekspos utuh juga akan divitrin dan didinding kaca.

Menurut Aufa karena Gua Puteri (situs Padangbindu) ini statusnya masih di bawah ‘kekuasaan’ peneliti maka pihaknya harus minta izin dengan tim arkeolog. Untuk tahap awal ini tiga kerangka manusia pra sejarah inilah yang akan dipasang kaca, jangka panjang ke depan semuanya akan dipasang kaca. Saat disinggung soal dana, Aufa mengatakan Disporabudpar mendapat support dari pemerhati sejarah dan budaya yang peduli dengan hasil temuan manusia homosapien yang ditemukan tim arkeolog di Situs Padangbindu.

“Ada pemerhati sejarah dan budaya yang terpanggil ikut membantu dan tidak mengikat,” terang Aufa seraya menambahkan pihaknya sangat bersyukur karena hasil temuan manusia 3000 tahun lalu oleh tim ini diekspos media cetak dan elektronik. Sehingga, temuan ini sudah tersebar luas sampai ke luar negeri. Beberapa waktu lalu kata Aufa, sepasang suami istri warga Negara Australia yang kebetulan arkelog berkunjung ke Gua Harimau untuk melihat langsung lokasi kerangka fosil manusia pra sejarah. Namun sayangnya tim arkelog sudah selesai melakukan penelitian dan semua kerangka fosil sudah ditutup kembali.

“Nampaknya arkelog dari Australia ini agak kecewa karena tidak bisa melihat langsung, walaupun sudah kita perlihatkan gambar-gambar,” terang Aufa.

Beranjak dari situlah Aufa mengaku akhirnya minta izin kepada tim peneliti agar tiga kerangka bisa divitrin dan didinding kaca agar bisa dipamerkan kepada pengunjung yang datang ke Gua Harimau sebagai sample. Di kesempatan itu Aufa mengatakan ini baru langkah awal sebagai sample saja. Pemasangan kaca kepada tiga kerangka akan dilakukan setelah tim selesai melakukan ekskapasi  tanggal 20 April.

Pengerjaan pemasangan vitrin dan mendiding kaca terhadap individu M7 dan N 7 ini setelah kerangka dibersihkan dan diberi obat pengawet oleh tim arkelog. Tujuannya agar kerangka fosil yang berusia ribuan tahun ini tetap awet karena apabila tidak dirawat fosil sangat sensitif bersentuhan dengan udara luar. Pemasangan kaca yang kedab udara memungkinkan fosil tidak cepat rusak tapi bisa dilihat langsung tanpa harus menggali. Kerangka yang akan dipasang kaca ini adalah kerangka yang sudah diregestrasi tim arkeolog yang ditemukan tahun 2011 lalu. Tahun 2011 lalu tim melakukan ekskapasi jumlah temuan yang sudah regestrasi mencapai 35 kerangka--termasuk temun tahun-tahun sebelumnya. (eni)

Sumber : Sriwijaya Post

Tidak ada komentar: